Antara Ada dan Tiada

Antara Ada dan Tiada

Ketika manusia mengakui bahwa Tuhan itu ada. Maka akan berbeda ketika tidak mengakui adanya Tuhan.

Dengan mengakui bahwa Tuhan itu ada maka manusia tidak akan pernah merasa sendiri. Akan senantiasa merasa di awasi oleh Sang Pencipta. Sehingga dia akan senantiasa bersikap hati-hati dalam bertindak dan bertutur kata.

Lain halnya ketika manisia tidak mengakui adanya Tuhan. Maka manusia merasa memiliki kebebasan bertingkah laku. Tidak merasa bersalah apalagi berdosa.

Ada lagi manusia yang dia mengakui adanya Tuhan tapi tidak mau diatur oleh Tuhan. Dia berada di tengah. Dia selalu ingin berada di persimpangan antara ada dan tiada.

Padahal manusia sendiri ketika membuat suatu alat selalu menyertakan aturan pakai. Kenapa?karena tanpa aturan maka alat tersebut akan dipakai sembarangan. Yang penting nyala, yang penting bunyi dan yang penting lainnya.

Dapat dibayangkan apabila alat tersebut digunakan tanpa aturan. Yang seharusnya tidak boleh kena air malah direndam. Mmm...pasti rusak.

Minum obat aja ada aturannya. Jika tanpa aturan?kalau kurang dosis gak sembuh-sembuh. Kalau lebih over dosis.

Begitu juga hidup manusia. Manusia diciptakan oleh Allah berarti kita membutuhkan Allah untuk mengatur hidup kita.

Aturan tersebut diturunkan melalui utusannya. Dengan perlahan namun pasti.

Lantas, ketika ada aturan yang diberikan oleh Allah dan manusia berusaha untuk mentaati aturan dari Sang Pencipta merupakan suatu kesalahan?

Terkadang manusia hanya menilai dari sisi kemanusiaan saja tanpa melihat dari sisi aturan yang ditetapkan oleh Allah. Padahal penilaian yang terpenting adalah penilaian Allah karena kita akan kembali kepada Allah.

Dari sini jelas sekali perbedaan antara pengakuan ada dan tidak adanya Allah.

Tidak akan pernah sama entah dari tingkah laku ataupun bertutur kata apalagi pemikiran.

Posting Komentar

0 Komentar