Wanita Dikurung Peradaban

Takdapat dipungkiri bahwa wanita hari ini lebih cape. Karena selain sebagai tulang rusuk menjadi tulang punggung juga. Begitu orang bilang.

Namun wanita tetaplah wanita. Mempunyao kodrat melahirkan, menyusui, membesarkan dan mendidik anak-anak.

Tanpa peran wanita sebagai mana mestinya. Tentulah terjadi kekacauan dalam ilmu persilatan eh, rumah tangga.

Anak tak terurus, suami tak terlayani akhirnya muncullah wanita idaman lain dalam bahasa dulu kalau sekarang disebut pelakor. Siapakah yang patut disalahkan?

Wanita sekarang merasa perlu membantu suami untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena harga-harga semakin membumbung tinggi. Hal ini karena permintaan pasar yang cukup tinggi.

Budaya konsumtif dari masyarakat sekarang lah yang menyebabkan harga melambung tinggi. Merasa perlu membeli sesuatu padahal sebenarnya masih bisa menggunakan fasilitas yang ada.

Kebahagiaan diukur dengan materi. Ketika mempunyai penghasilan merasa wajib punya ini itu padahal dengan gajinya itu belum mencukupi untuk membeli barang yang diinginkan. Akhirnya kredit dan penghasilanpun terpotong. Sehingga penghasilannya berkurang.

Semua ini karena pemikiran kapitalisme yang bercokol dalam benak manusia saat ini. Padahal Allah telah menegaskan bahwa manusia yang paling mulia adalah yang bertaqwa bukan bermobil.

Sebagai umat muslim seyogyanya pemikiran kita harus memiliki pemikiran Islam. Bahwa kebahagiaan seorang muslim adalah ketika mendapat rido dari Allah. Bukan pengakuan eksistensi diri dari manusia.

Wallahu 'alam...

#OPEy2019Part3
#Day15
#Revowriter
#Gemesda